Sabtu, 26 Juli 2014

Sheila

Namaku Tiva Cathrina. Aku adalah penulis blog. Aku sedang di kejar detaline dan membutuhkan banyak ide. Aku keluar dari kamar dan mencari ide yang bagus. Aku kembali ke kamar dan membaringkan tubuhku. Aku punya ide bagus dan membuka notebook.

Aku membuka galeri fotoku yang ada di note book. Aku membuka satu demi satu fotoku bersamanya. Foto yang membuatku selalu membayangkannya. Foto yang membuatku selalu menangis. Aku rasa aku harus menangis lagi untuk yang ke sekian kalinya. Please... Jangan buat aku menangis kembali Ya allah.

Ya allah... Semoga dia tenang di sana. Aku tidak ingin menangis lagi dan membuat hidupnya gak tenang di sana.

Tapi akhirnya aku menemukan ide. Aku menceritakan tentang Sheila. Sheila Aninditha Fellya. Begini:

Aku adalah seorang penyanyi dan penulis cilik. Sheila adalah temanku yang mempunyai kelebihan yang sama denganku. Maka aku kagum padanya. Aku memang masih penulis pemula. Dia sudah sangat berpengalaman di bidang mengarang dan musik. Dia pintar sekali bermain gitar dan piano. Makanya aku mengagguminya.

Tapi semuanya berubah, kini Sheila Aninditha Fellya seorang penulis terkenal mengajakku menjadi penulis blog dan menulis cerita bersamanya. Aku girang sekali. Namun, aku agak grogi... Tapi karena kami sama sama membuat cerita bareng, kami menjadi sahabat sejati.

Tak terasa sudah satu tahun kami bersahabat. Menemani dalam suka dan duka. Dan melengkapi kekurangan satu sama lain. Setelah aku dengar dengar, ternyata Sheila sedang sakit leukimia. Aku sangat kaget. Selama sebulan aku selalu menjenguknya. Aku mengajaknya bermain ke taman dengan kursi roda. Dan berharap dia akan sembuh dan aku masih berharap masih bisa bersahabat dengannya.

Namun, suatu hari...
Aku datang ke rumah sakit. Di sana sudah ada mama papanya sheila dan mama papaku. Mereka juga bersahabat seperti aku dan Sheila. Sheila menangis. Dia berkata "Jaga dirimu baik baik ya Tiv... ," katanya. Ternyata itu adalah hari terakhir aku melihat dia. Dia pergi untuk selamanya. Malam itu.., aku benar benar tak bisa tidur...
I miss you Sheila...!

Aku menutup laptop dan aku kembali menangis. Tapi aku merasa, Sheila hadir di sampingku. Aku menengok dan melihatnya. Sheila ada DI SAMPINGKU!
"Jangan menangis Tiva, aku tidak mau kamh selalu mengingatku. Ingatlah, masih banyak sahabat yang lebih baik dariku!" dia pergi dan menghilang entah kemana.
Aku menghapus air mataku. Aku berjanji tidak akan menangis lagi. Demi Sheila... Ya demi sheila...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar